Bupati Simalungun JR Saragih Bersama PNS Pemkab Simalungun Mencari Lintah di Tepian Danau Toba | DutaMedan.Com
http://ift.tt/20kt43r - Berita Terbaru Terkini Hari Ini - Jumat (24/02) Camat beserta PNS Pemkab Simalungun dengan perintah JR Bupati Simalungun ramai-ramai ke danau toba mencari lintah untuk membuktikan berita media bahwa danau toba terdapat lintah dan kutu.
Nyatanya sudah dua tahun terakhir ini, kawasan Danau Toba sudah tercemar dan tak nyaman lagi bahkan aroma air Danau Toba pun tak sedap. Terbukti, berdasarkan hasil riset Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) ditemukan lintah dan jenis kutu yang bersarang di bebatuan dan sudah menguasai seluruh isi Danau Toba.
Sehingga Danau Toba tak layak lagi untuk menjadi lokasi wisata pemandian. Menurut Direktur Eksekuti Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumut Dana tarigan saat dikonfirmasi, Sabtu (18/2) jam 15.00 wib, akibat kejadian itu, Walhi merasa bahwa program pemerintah seperti Monaco of Asia, Otorita Danau Toba hanya sebatas membangun secara pisik tanpa mempertimbangkan kerusakan lingkungan sekitar Danau Toba.
Lebih parah lagi, perusahaan yang melakukan perusakan justru belum diatasi sampai sekarang. “Perusahaan-perusahaan perusak Danau Toba, sampai saat ini belum ada proses pembersihan sampai saat ini, program pemerintah masih sebatas mimpi,” sebut Dana sembari mengatakan bahwa pemerintah hanya berani menertibkan keramba milik rakyat.
Namun, perusahaan besar keramba jaring apung dan pengusaha hotel yang merusak Danau Toba sampai saat ini belum ditanggapi pemerintah. Lebih lanjut dikatakan, Badan Lingkungan hidup Provinsi Sumatera Utara yang sudah melakukan penelitian tentang Danau Toba sebaiknya mengumumkan hasilnya. Termasuk soal daya tampung dan daya dukung air Danau Toba apakah masih layak atau tidak. Untuk itu, BLH Provinsi supaya secepatnya mengeluarkan hasil penelitiannya.
Dari hasil riset tersebut, Walhi mengatakan akan dapat ditelaah tentang keberadaaan air Danau Toba tersebut. Sehingga semua pihak dapat melakukan hal-hal penyelamatan. Bahkan, sebagai sikap kepedulian, Walhi juga sedang merancang riset sembari menunggu hasil riset dari BLH terkait daya tampung dan daya dukung air Danau Toba itu. Sehingga dapat diketahui langkah-langkah yang akan dilakukan sembari penguatan masyarakat.
Sebelumnya, diketahui setelah beberapa aktivis yang menamakan dirinya sebagai Pejuang Danau Toba melakukan penyelaman rahasia di dalam air dan menemukan sumber populasi binatang berbahaya itu dari limbah industri perikanan Keramba Jaring Apung (KJA) milik perusahaan raksasa PT Aquafarm Nusantara (AFN).
ketiga aktivis penggagas Kelompok Pejuang Danau Toba ini membawa sampel ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) Simalungun di Kelurahan Parapat, dengan mengumpulkan lintah dan kutu yang dimasukkan ke dalam botol. Limbah industri perikanan milik perusahaan PT Aquafarm yang mengendap di air Danau Toba dan sikap BLH yang terkesan tidak peduli mengakibatkan persoalan pencemaran lingkungan terabaikan.
Dipastikan, populasi lintah dan kutu pun semakin bertambah serta berkembang biak di seluruh perairan Danau Toba. “Lintah dan kutu ini bukan berada di satu tempat saja, tapi di seluruh isi danau. Kalau dibiarkan populasi lintah dan kutu semakin bertambah,” ucap Sehat Priyono Tambunan Aktivis Pejuang Danau Toba. Informasi yang dihimpun dari data Pejuang Danau Toba, dampak yang serius yang pernah terjadi akibat pencemaran air danau oleh lintah dan kutu. Pasalnya, pernah ada pengunjung yang berwisata berenang menikmati air di bibir Pantai Danau Toba terserang lintah yang menempel di sekujur tubuhnya. (HS/PK)
0 Response to "Bupati Simalungun JR Saragih Bersama PNS Pemkab Simalungun Mencari Lintah di Tepian Danau Toba | DutaMedan.Com"
Posting Komentar